Selasa, 12 April 2011

unsur2 membangun manusia


Unsur-Unsur Yang Membangun Manusia ?

Usur-unsur yang membangun manusia ada beberapa faktor-faktor yang membangun manusia itu. Sebenernya ada banyak sekali unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu, dapat disederhanakan menjadi 2 klasifikasi yaitu : Unsur Jasmani dan Unsur Rohani.
Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makanan, minuman, dan lain-lain. Jika tidak dipenuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu.
Unsur rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia itu. Seperti agama au ketenangan hati , rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.

Manusia tidak dapat hidup tanpa kedua unsur tersebut dan juga manusia tidak bisa pula hidup dengan mengutamakan salah satu unsur dan mengabaikan yang lainya. Manusia butuh kedua unsur itu secara seimbang. Percuma jika seseorang mendapat semua kebutuhan jasmani namun, kebutuhan rohaninya terabaikan. Bagaimana perasaan kita bila makan makanan yang nikmat setiap hari, namun uang untuk membeli makanan itu


kita dapatkan dari hasil mencuri, maka kita tidak akan merasa kenyang karena di hantui oleh rasa takut akan dosa dan juga sebaliknya jika kita tidak makan dan minum, maka
hidup seseorang tidak akan jalan dengan semestinya. Jadi jika manusia hidup di dunia ini dengan menyeimbangkan kedua hal tersebut maka kita dapat menjalani hidup dengan tenang dan bahagia.

            Yang dimaksud dengan akibat manusia adalah suatu keadaan akibat ulah/perilaku manusia tersebut.

            Manusia dikaitkan dengan unsur kebudayaan karena manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan di nilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya  merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan stelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.  Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuat sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercangkup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
            Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.     eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2.     Obyektivitas, yaitu prose dimana masyarakat menjadi realistis obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.     Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat di sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari lagi masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat. 

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat. Oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar