Kamis, 14 April 2011

Macam - macam keadilan


MACAM – MACAM KEADILAN :

A. Keadilan Legal atau Keadilan Moral

Plato berpendapat bahwa keadilan clan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat clan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakt bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara balk

menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.
Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.

B. Keadilan Distributif

Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata All menerima Rp.100.000,- maka Budi harus menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadian Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.

C. Keadilan Komutatif

Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Contoh :
dr. Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya. Sebagai seorang dokter is manjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya, Yanti menanggapi lebih baik lagi. Alcibatnya, hubungan mereka berubah dan dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis yang saling mencintai. Bila dr. Sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi, karena dr.Sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga dr.Sukartono.

sumber : http://masuk.blogrezzaprawiratama.co.cc/2010/04/berbagai-macam-keadilan.html

Selasa, 12 April 2011

unsur2 membangun manusia


Unsur-Unsur Yang Membangun Manusia ?

Usur-unsur yang membangun manusia ada beberapa faktor-faktor yang membangun manusia itu. Sebenernya ada banyak sekali unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu, dapat disederhanakan menjadi 2 klasifikasi yaitu : Unsur Jasmani dan Unsur Rohani.
Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makanan, minuman, dan lain-lain. Jika tidak dipenuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu.
Unsur rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia itu. Seperti agama au ketenangan hati , rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.

Manusia tidak dapat hidup tanpa kedua unsur tersebut dan juga manusia tidak bisa pula hidup dengan mengutamakan salah satu unsur dan mengabaikan yang lainya. Manusia butuh kedua unsur itu secara seimbang. Percuma jika seseorang mendapat semua kebutuhan jasmani namun, kebutuhan rohaninya terabaikan. Bagaimana perasaan kita bila makan makanan yang nikmat setiap hari, namun uang untuk membeli makanan itu


kita dapatkan dari hasil mencuri, maka kita tidak akan merasa kenyang karena di hantui oleh rasa takut akan dosa dan juga sebaliknya jika kita tidak makan dan minum, maka
hidup seseorang tidak akan jalan dengan semestinya. Jadi jika manusia hidup di dunia ini dengan menyeimbangkan kedua hal tersebut maka kita dapat menjalani hidup dengan tenang dan bahagia.

            Yang dimaksud dengan akibat manusia adalah suatu keadaan akibat ulah/perilaku manusia tersebut.

            Manusia dikaitkan dengan unsur kebudayaan karena manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan di nilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya  merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan stelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.  Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuat sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercangkup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
            Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.     eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2.     Obyektivitas, yaitu prose dimana masyarakat menjadi realistis obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.     Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat di sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari lagi masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat. 

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat. Oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain.

Minggu, 20 Maret 2011

Kebudayaann Thailand


Kebudayaan Thailand

Lokasi
Negeri seluas 510.000 kilometer ini kira-kira seukuran dengan Perancis. Di sebelah barat dan utara, Thailand berbatasan dengan Myanmar, di timur laut dengan Laos, di timur dengan Kamboja, sedangkan di selatan dengan Malaysia (Peta).
Secara geografis, Thailand terbagi enam: perbukitan di utara di mana gajah-gajah bekerja di hutan dan udara musim dinginnya cukup baik untuk tanaman seperti strawberry dan peach; plateau luas di timur laut berbatasan dengan Sungai Mekong; dataran tengah yang sangat subur; daerah pantai di timur dengan resor-resor musim panas di atas hamparan pasir putih; pegunungan dan lembah di barat; serta daerah selatan yang sangat cantik.

Waktu
Jam di Thailand sama persis dengan Indonesia (GMT +7).

Iklim
Thailand memiliki iklim tropis yang ramah, dengan musim semi dari Maret sampai Mei, musim hujan - namun tetap banyak matahari - di Juni sampai September, dan musim dingin dari Oktober sampai Februari. Rata-rata suhu tahunan adalah 28 derajat C.

Sejarah
Kebudayaan Masa Perunggu diduga dimulai sejak 5600 tahun yang lalu di Thailand (Siam). Kemudian, datang berbagai imigran antara lain suku bangsa Mon, Khmer dan Thai. Salah satu kerajaan besar yang berpusat di Palembang, Sriwijaya, pernah berkuasa sampai ke negeri ini, dan banyak peninggalannya yang masih ada di Thailand. Bahkan, seni kerajinan di Palembang dengan Thailand banyak yang mirip.
Di awal tahun 1200, bangsa Thai mendirikan kerajaan kecil di Lanna, Phayao dan Sukhotai. Pada 1238, berdirilah kerajaan Thai yang merdeka penuh di Sukhothai ('Fajar Kebahagiaan'). Di tahun 1300, Sukhothai dikuasai oleh kerajaan Ayutthaya, sampai akhirnya direbut oleh Burma di tahun 1767. Jatuhnya Ayutthaya merupakan pukulan besar bagi bangsa Thai, namun tak lama kemudian Raja Taksin berhasil mengusir Burma dan mendirikan ibukotanya di Thon Buri. Di tahun 1782 Raja pertama dari Dinasti Chakri yang berkuasa sampai hari ini mendirikan ibukota baru di Bangkok.
Raja Mongkut (Rama IV) dan putranya, Raja Chulalongkorn (Rama V), sangat dihormati karena berhasil menyelamatkan Thailand dari penjajahan barat. Saat ini, Thailand merupakan negara monarki konstitusional, dan kini dipimpin oleh YM Raja Bhumibol Adulyadej.

Agama
Buddha Theravada adalah agama yang dianut lebih dari 90% penduduk Thai yang religius. Thailand juga sangat mendukung kebebasan beragama, dan terdapat umat Muslim, Kristen, Hindu dan Sikh yang bebas menganut agamanya di Thailand. Untuk alamat tempat ibadat, klik di sini.

Bahasa
Meskipun bahasa Thai hampir tak dapat dimengerti oleh wisatawan, namun bahasa Inggris dipahami luas di tempat-tempat utama seperti Bangkok, dan juga menjadi bahasa bisnis resmi di sana. Nama-nama jalan menggunakan bahasa Inggris di bawah bahasa Thai.
Satu keunikan yang kami temukan adalah adanya kemiripan dengan bahasa Indonesia yang berasal dari Sansekerta, seperti 'putra', 'putri', 'suami', 'istri', 'singa', 'anggur', dan sebagainya. Selain itu, biro penerjemahan juga banyak tersedia, baik untuk bahasa Thai, Inggris, dan Indonesia.

Formalitas
Warganegara Indonesia dengan tujuan liburan bebas visa selama 30 hari ke Thailand.

Keuangan
Mata uang Thailand adalah Baht, yang pada saat website ini dibuat setara dengan Rp 270. Bank-bank dan tempat penukaran mata uang banyak tersedia di Thailand. Hotel, toko dan restoran utama menerima kartu kredit internasional seperti Visa, Master Card, American Express dan Diners.

Transportasi
Bandara internasional Bangkok adalah Don Muang, yang terhubung dengan berbagai penerbangan dari seluruh penjuru dunia. Anda juga bisa melanjutkan perjalanan ke seluruh dunia melalui Don Muang. Selain itu, juga terdapat bandara internasional di Phuket, Hat Yai, dan Chiang Mai di utara Thailand.
Kereta api tersedia dari Singapura dan Kuala Lumpur. Di laut, banyak kapal berlayar menuju Thailand, misalnya cruise ship Star Virgo yang singgah di Phuket.

Transportasi di Bangkok
Transportasi umum di Bangkok antara lain BTS Skytrain, kereta bawah tanah, bis, taksi dan tuk-tuk. Anda harus menawar dahulu harganya sebelum naik Tuk-tuk ini.
Di sungai Chao Phraya, juga banyak terdapat taksi sungai atau perahu. Terdapat pula yang khusus untuk wisatawan, dilengkapi pemandu yang berbahasa Inggris.

PERINGATAN: Jika ada pengemudi taksi atau Tuk Tuk yang mengajak Anda ke suatu tempat tertentu, jangan mau. Tolaklah tegas (katakan "No, thanks"), kalau perlu ganti kendaraan. Untuk keadaan darurat, hubungi Tourist Police Center, Unicohouse Building, Soi Lang Suan, Phloen Chit Rd. Bangkok (Tel 6521721-6),

Alamat Penting:
Tourism Authority of Thailand
1600 New Phetchaburi Road, Makkasan, Ratchathewi , Bangkok 10400, THAILAND
Tel: 6602 250 5500 (120 automatic lines)
Fax: 6602 250 5511
http://www.tourismthailand.org
E-mail Address: center@tat.or.th
The Embassy of the Republic of Indonesia
600-602 Pecthburi Road
Ratchatewi, Bangkok 10400
Thailand
http://www.kbri-bangkok.com
Tel: (66-2) 2523135-40
Fax: (66-2) 2551267
Email: kukbkk@ksc11.th.com

sumber : http://www.wisatathailand.com/tentangthailand.htm

Rabu, 16 Februari 2011

Hubungan individu dengan masyarakat


Setiap individu akan saling berhubungan
Ibarat suatu benda yang tersusun atas beberapa bagian penyusunnya, mulai dari atom sebagai partikel penyusun terkecilnya, begitu pula hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat. Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya “tak terbagi”. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dan diantara orang-seorang tersebut pasti terdapat perbedaan/diferensiasi yang disebabkan oleh beberapa faktor. Timbulnya perbedaan tersebut bukan hanya pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya. Setiap individu pasti mempunyai kepribadian istimewa. Jadi dapat disimpulkan bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Kita semua tahu bahwa manusia selain merupakan makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Sehingga mereka tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus saling mengadakan hubungan sosial antara satu individu dengan yang lainnya karena mereka saling membutuhkan. Beberapa individu yang berkumpul menjadi satu akan membentuk sebuah keluarga, yang merupakan unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan anak-anaknya. Keluarga inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Adapun fungsi keluarga itu sendiri antara lain dapat dikelompokkan menjadi :
  1. Fungsi Biologis
Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Kerena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup melalui perkawinan.
  1. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
    1. Gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah
    2. Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan
    3. Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain
  1. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu :
    1. Kebutuhan makan dan minum (Pangan)
    2. Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya (Sandang)
    3. Kebutuhan tempat tinggal (Papan)
  1. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


  1. Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa.
Beberapa keluarga yang berkumpul pada suatu daerah akan membentuk suatu masyarakat. Pengertian dari masyarakat itu sendiri adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan dan norma-norma yang mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
Pada masyarakat sederhana, pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat sederhana atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju. Dengan latar belakang seperti itu, jelas bahwa antara sang suami dengan sang istri, dan antara sesama istri, terjadi pembagian kerja dengan kesepakatan yang dapat diterima satu sama lain.
Pada masyarakat maju, memiliki aneka ragam kelompok social, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Masyarakat maju dapat dibedakan menjadi :
  1. Masyarakat Non Industri
    1. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif. Disebut juga “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog. Maka dari itu, mereka saling mengenal lebih dekat dan lebih akrab.

    1. Kelompok Sekunder
Antara anggota kelompok sekunder terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional dan obyektif.
  1. Masyarakat Industri
Laju peryumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata, majikan sebagai pemilik modal monopoli posisi-posisi tertentu, sehingga menimbulkan konflik. Sejalan dengan kompleksitas pembagia kerja, pekerjaanmenjadi tambah rumit dan terlalu khusus akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerjaberkeinginan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh. Namun akumulasi ketikdak puasan buruh menjadi bertambah, karena kaun industrial maengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin. Hal ini berakibat membawa stagnasi mental para buruh, lambat laun menjadi luntur, kebanggan memiliki keterampilan dan spesialisasi semakin meningkat. Dengan demikin, pembagian kerja semakin timpang dan tidak adil. 

sumber : http://ekypradhana.wordpress.com/2010/11/07/isd2-hubungan-individu-keluarga-dan-masyarakat/